Rasa Travel Kuliner di Seluruh Pelosok. Free Post Produk Kuliner Anda ke Blog ini, silahkan email ke : berwisatakuliner@gmail.com
Jumat, 26 September 2008
Sabtu, 20 September 2008
Alibaba Steak & Iga Bakar
Nunggu 15 menit, orderan datang.. Dari baunya sudah jejingkrakan "naga-naga" diperut. T-Bone pesanan saya disajikan dengan dua macam saus yaitu jamur dan lada hitam, sesuai permintaan.
Irisan pertama, saya dikagetkan dengan tekstur daging yang sangat empuk namun nggak "hancur", begitu "Lep" masuk mulut, irisan daging yang juicy dan lembut langsung memuaskan keinginan "naga-naga" piaraan saya.
Rasanya sederhana, ringan dan original. Khas steak rumahan. Saus jamurnya kental namun tidak "tebal" sementara saus lada hitamnya cukup pedas namun tidak "panas". Enak.
Menu pilihan berikutnya adalah BBQ Ribs. Tadinya saya pikir Steak T-Bone Alibaba sudah sangat lembut, ternyata Ribsnya masih jauh lebih lembut. Bahkan urat-uratnya pun dapat dimakan tanpa perlu "perjuangan". Dengan dominasi rasa manis berkaramel dan sedikit pedas, Ribs ini sangat cocok untuk penyuka rasa manis.Sayangnya saya kurang merasakan "kesegaran" khas daging yang masih baru. Selain itu, piring panas alias 'hot plate' yang digunakan sebagai penyaji tidak dipanaskan secara optimal sehingga sensasi panas di daging tidak terasa.
Dengan ditemani Es Teh Manis dan Lemon Tea, kami harus membayar 110ribu. Harga yang pantas untuk suatu pengalaman kuliner yang cukup menyenangkan.
Until next Tour Kuliner then....
-YM for TourKuliner-
Senin, 08 September 2008
Pizza Kotak Berkontur ala TiAmo Cucina di Mall Kelapa Gading
Ini kali pertama saya menulis untuk Tour Kuliner. Perjalanan hidup dan karir membawa Saya menjadi pecinta makanan sekaligus pengelola operasional sebuah restoran dan catering Japanese Food di Jakarta. Yang akan saya bicarakan adalah Pizza dari italia, makanan international yang dikonsumsi dimana-mana seluruh dunia. Di Indonesia , restoran Pizza Hut sudah merajalela ditambah lagi beberapa restoran pizza lain yang menjamur di kota-kota besar di Indonesia. Penggemar pizza di Jakarta, khususnya sudah mengalami berbagai jenis pizza mulai dari Pizza yang thick ala Pizza Hut hingga Thin crust ala Izzi Pizza. Keduanya berbentuk bulat sesuai dengan bentuk loyangnya yang dipanggang diatas oven bersuhu tinggi.
Nah,hari Sabtu lalu saya berbuka puasa di MKG 3 , Jakarta, tepatnya ex gerai Cinnzeo yang berubah konsep menjadi Threelicious (3 franchise dalam satu atap: TiAMo Pizza, Cinnzeo, Hot SHot Burger).Saya menyukai adonan pizza TiAmo, namun kali ini sedikit surprise karena TiAmo disana menyajikan Pizza kotak persegi panjang. Orang Italia menyebutnya Pizza Al Taglio. Dalam literature yang dipajang di dinding restoran disebutkan bahwa adonan Pizza Al Taglio ini dibuat di Vicalvi, kota kecil di Lazio Italia, khusus untuk TiAmo. Apa yang spesial ya dari adonan ini? disebutkan adonan ini berongga udara dan manis rasanya.
Beberapa saat kemudian datanglah Pizza Al Taglio dengan topping smoke salmon. Saya perhatikan bahwa konturnya berbeda dengan pizza sejenis di Restoran Italia Trattoria. Konturnya tidak rata tapi semakin tebal setiap centi-nya.
Saatnya disantap dan butuh waktu untuk merasakan taste-nya. Kekenyalan adonan baik sekali bahkan di bagian tertipis masih terasa kekenyalan diantara bunyi crisp.Satu comotan patahan membuat cepat kenyang, mungkin dikarenakan adonan wheat durum semolina yang dipakai.Say akira dari sinilah rasa manis itu berasal. Toping enak tidak mengecewakan apalagi smoke salmon sangat berasa aromanya, sedap sekali. Ini lah era pizza baru : kotak dan mengenyangkan. Apakah ini bisa jadi trend Pizza di Indonesia? butuh adaptasi budaya yang kuat bila kita lihat antrian Pizza Hut dimana-mana. (gbr diambil dari WIKIPEDIA).
Jumat, 05 September 2008
Bir a la Iran
Rabu, 03 September 2008
Menikmati Makanan Laut Segar di Cannes, Perancis
Makanan apa yang enak di Cannes? Banyak. Tapi salah satu yang khas adalah seafood.
Meski dihidangkan nyaris mentah, seafood ini terasa segar di lidah. Jika takut amis, selalu tersedia jeruk untuk diperas dan diteteskan. Butuh waktu hampir sejam bagi kami berempat guna menghabiskan satu nampan ukuran sedang. Pada nampan ukuran besar, ada kepiting lebih dari satu ditambah dengan lobster. Dan ini masih tergolong appetizer ;-)
Praktis tiap kali ke Cannes, aku selalu berkesempatan makan seafood segar ini, meski tak bisa banyak karena keburu kenyang. Sayang di Indonesia tak ada hidangan seperti ini. Menurut mas Bondan Winarno di milis Jalan Sutera, nelayan Indonesia tak punya teknologi pengawetan ikan yang memadai untuk menjaga tangkapan tetap segar hingga ke darat.
Saat melihat kawan-kawanku mengganyang si kepiting, aku cuma ingat satu orang: istriku. Dia senang sekali makan kepiting --pasti dia girang kalau punya kesempatan ke sini.
Shall we go here, my dear?