Assalamualaikum. Saya mencoba melakukan review di tour kuliner kembali. Kali ini pertama kalinya yang di-review adalah sebuah perusahaan katering saya sendiri, Food Factory. Dapur Food Factory berada di Jl Ciranjang No. 38 , area Senopati , Jakarta Selatan. Saya sangat beruntung mendapatkan tempat ini karena sewanya sangat terjangkau sekali dengan ukuran hanya 8mx3m. Tugas utama saya adalah mengelola business process di dapur dimana ada 3 koki di dalamnya.Berikut adalah beberapa hal dalam pengelolaan operasional dapur restoran yang saya implementasikan:
1. Layaknya perusahaan manufacturing, Saya mempunyai 2 pilihan metode produksi : made to stock atau made to order. Saya pilih made to stock layaknya Wendy's Burger. Pesanan baru dimasak jika ada Captain Order. Beberapa inventory ada yang saya stock (frozen) dan ada yang dengan pull mechanism. Ada Captain Order baru dibeli stock sayuran atau bahan lain yang dibutuhkan yang dengan cepat saya bisa diperoleh dari Grand Lucky Dept Store di SCBD ,TOTAL Walter Monginsidi, Pasar Santa,dsk
2. Layout, saya menerapkan prinsip LEAN Management dalam menentukan flow dari berbagai business process yang ada di dapur. Bentuk U-Shape untuk working table para Chef diterapkan di Food Factory. Ini untuk mengurangi berbagai MUDA (Waste) terutama motion dari para Chef.
3. Job Control Board, ini inspirasi saya dari meja Service Advisor di bengkel Mobil Astra. Flow business process dari ORDER to CASH terlihat dan terekam jelas dalam satu Job Control Board di dapur Food Factory. Dengan demikian Chef mencatat apa yang dikerjakan dan mengerjakan apa yang ditulis (prinsip ISO) lalu internal customer dapat melihat status pekerjaan chef di Job Control Board yang ditempel di dinding yang mudah dilihat dan dijangkau.
4.Inventory Cycle , ini tantangan terberat karena membentur prilaku manusia dalam hal ini para Chef di dapur Food Factory. Saya tidak terkejut kalau para Chef malas mencatat dan melakukan Stock Opname setiap harinya. Ini sangat mengganggu karena dengan demikian monitoring Inventory akan lemah disini, bisa overstock atau out of stock , dalam proses requisition material.Saya terus berfikir dan akhirnya dengan kejam bilang ke Chef: Hei..kalo gak ada catatan stock setiap harinya yang update maka requisition material dari dapur akan di -block.Saya terapkan ketat Inventory Cycle disini. No stock opname, no requisition, no Purchase order.Akhirnya mereka mulai disiplin dalam hal inventory ini.
Masih jauh dari sempurna operasional dapur food factory, masih ada proses Perfect Order yang segera dibenahi dan juga penentuan Forecasting Method dalam melakukan Material Requisition.
Sebagai gambaran hingga saat blog ini ditulis Food Factory baru berjalan 2 bulan dan Food Factory telah melayani catering ke beberapa perusahaan di sektor Energy,Bank,Law Firm,Goverment Body, dan banyak private function.
Di hari Lebaran kemarin tg 2 oktober 2008 Food Factory menyajikan Japanese Food (Ya..Japanese Food adalah core product Food Factory, We're very very good at it) untuk open house salah satu menteri kabinet dengan undangan lebih dari 1000 orang dan juga tgl 4 oktober 2008 Food Factory menghidangkan Japanese Food untuk open house salah satu mantan RI 1. Food Factory menyajikan sushi,sashimi, tempura, katsu, dan juga Indonesian Food serta Continental Food. Saya percaya bahwa diluar rasa dan kualitas makanan serta penyajian makanan, ada faktor KANGEN yang menjadi magnet ramainya suatu restoran atau katering. Itulah sasaran saya dalam mengelola operasional Food Factory.KANGEN.